Sensasi sego liwet dengan kuah kental
yang masih panas saat bersentuhan dengan daun pisang saat dihidangkan. Panasnya sego
liwet beserta bumbu-bumbunya seakan membakar daun pisang sebagai piring makan
menimbulkan aroma khas daun pisang dipadu dengan aroma sedapnya bumbu racikan
sego liwet memberikan sensasi candu yang membangkitkan selera makan. Tak sabar
indera pencecap merengek untuk segera melahap gurihnya sego liwet yang masih kemebul, dengan
menggunakan daun pisang seukuran lipatan amplop untuk menyendok sego liwet dengan
balutan kuah santan. Daun pisang dilipat ke arah memanjang, jari telunjuk
menekan lipatan daun pisang dan membentuk cekungan sehingga sego liwet dapat
disendok menuju mulut yang mulai tak sabar mengunyah.
Anda yang merantau di kota
Jakarta tentu akan jarang menemukan sajian dengan peralatan makan yang hanya
berupa daun pisang. Masyarakat di Jawa Tengah menyebutnya pincuk sebagai piring
makan dan suru untuk menyendok makanan di dalam pincuk. Pincuk berbentuk agak
kerucut yang diikat dengan biting yaitu lidi daun kelapa yang ditajamkan.
Awalnya pincuk dibuat untuk menyederhanakan fungsi 'bungkusan sumpil' yang
dilipat sedemikian rupa sehingga dengan bentuk kerucut terbuka, makanan
langsung bisa disantap. Selain pincuk ada berbagai cara lain untuk mengemas
makanan dengan daun pisang seperti sumpil, sudi, samir, tum, dll, yang
paling umum ditemui di warung pecel, nasi liwet, dan bubur adalah pincuk.
Kota dengan bangunan yang
berjejalan tidak memungkinkan tumbuhnya pohon pisang dan sifat daun yang tidak
bisa disimpan dalam jangka waktu lama membuat pilihan kemasan yang membuat
aroma sedap ini ditinggalkan. Penggunaan sterofoam sudah lama diaplikasikan
sebagai bungkus makanan yang lebih awet dan bisa disimpan hingga waktu yang
lama. Environmental Protection Agency (EPA) mengkategorikan stereofoam sebagai
penghasil limbah berbahaya terbesar ke lima di dunia karena sifatnya yang tidak
dapat diuraikan dan proses produksinya pun juga membahayakan lingkungan.
Benzana yang digunakan untuk memproses sterofoam dapat membahayakan kesehatan
jika digunakan sebagai wadah makanan.
Pincuk sebagai alas makan jika
dibandingkan dengan sterofoam memiliki kekurangan yaitu tidak bisa disimpan
karena akan layu, tetapi daun pisang memiliki kelebihan berupa sifat mampu terdegradasi atau
terurai menjadi tanah humus dan tidak membahayakan kesehatan saat digunakan
sebagai alas makan. Harapan ke depan adalah bisa ditemukan suatu inovasi yang
berupa daun pisang sintetis nabati namun memiliki sifat-sifat yang mirip daun pisang
dan memiliki daya simpan lama. keunggulan yang diharapkan dari daun pisang sintetis adalah bentuk yang bisa dibuat sesuai keinginan maupun bentuk kemasan unik yang lain. Aroma khas daun pisang dapat dipertahankan, sehingga menimbulkan sensasi aroma yang menggugah selera ketika bersentuhan dengan kuah panas makanan.
Harapan jika inovasi daun pisang sintetis telah ada, masyarakat perkotaan bisa menyantap hidangan nikmat khas pedesaan
dengan aroma daun pisang yang berpadu dengan sedapnya masakan
foto diambil dari: http://wulandarizakiah.blogspot.co.id
Nice artikel mas... Semangat
ReplyDelete